Monday, July 2, 2007
"Lomba Kaos detikINET"
ini adalah karya saya ...........semoga bisa menang ...ya itung2 cari keberuntungan
ada dua macam warna yang satu hitam dan yang satu putih.terima kasih selamat menikmati.
GBU
Tuesday, June 5, 2007
"Menghapus Jejakmu"
Teruskan langkah melupakanmu
lelah hati perhatikan sikapmu
jalan pikiran mu buat ku ragu
tak mungkin ini tetap bartahan
perlahan mimpi terasa mengganggu
kucoba untuk terus menjauh
perlahan hati ku terbelenggu
ku coba untuk lanjutkan kan hidup
engkau bukan lah segalaku
bukan tempat tuk menghentikan langkahku
usai sudah semua berlalu
biar hujan menghapus jejakmu
teruskan langkah melupakanmu
lelah hati perhatikan sikapmu
jalan pikiran mu buat ku ragu
tak mungkin ini tetap bertahan
perlahan mimpi terasa mengganggu
kucoba tuk terus menjauh
perlahan hati ku terbelenggu
ku coba untuk lanjutkan hidup
engkau bukan lah segalaku
bukan tempat tuk hentikan langkahku
usai sudah semua berlalu
biar hujan menghapus jejakmu
lepaskan segala nya
engkau bukan lah segalaku
bukan tempat tuk hentikan langkahku
usai sudah semua berlalu
biar hujan menghapus jejakmu
bukan tempat tuk hentikan langkahku
usai sudah semua berlalu
biar hujan menghapus jejakmu
"Awal April Lembaran Baru"
Akhirnya bulan april menjelang aku berusaha membuang jauh-jauh masalahku yang lalu.Dan aku memuali babak baru dalam perjalanan Masa Depanku,Aku berusaha memulainya dengan sungguh-sungguh dan tidak ingin mengulang kesalahan-kesalahan yang lalu.
Dan bulan april aku mulai masuk Sekolah,ya sekolah "Peogramer" semoga dengan kesibukan yang aku lakukan aku bisa melupakan masa laluku meskipun sulit tapi akan aku coba,Aku hanya minta bantuan Tuhan.
Semoga perjalanan Masa Depanku kembali seperti yang aku inginkan.Dan untuk "seseorang" disana aku juga tidak lupa untuk mendoakanmu semoga kamu juga mendapat kesuksessan dengan jalanmu.
Thanks
Gbu
Dan bulan april aku mulai masuk Sekolah,ya sekolah "Peogramer" semoga dengan kesibukan yang aku lakukan aku bisa melupakan masa laluku meskipun sulit tapi akan aku coba,Aku hanya minta bantuan Tuhan.
Semoga perjalanan Masa Depanku kembali seperti yang aku inginkan.Dan untuk "seseorang" disana aku juga tidak lupa untuk mendoakanmu semoga kamu juga mendapat kesuksessan dengan jalanmu.
Thanks
Gbu
"Akhir Mei Yang Tak Ku Harapkan"
"Well uHHHHHh marah emosi kecewa dan lain2 menjadi satu ,campur aduh.Masalah demi masalah yang kuhadapi tak bisa kuselesaikan .......... Ohh God.Hanya berdoa dan aku sudah berusaha semampuku untuk menyelesaikan akhir2 dari masalahku.....
Tapi alangkah hebatnya masalah ini sampai-sampai aku sendiri tidak bisa menyelesaikan.Akhirnya aku mengambil sebuah keputusan yang tidak pernah aku ambil dalam hidupku ini."Sampai Di Sini" itu kata-kata yang begitu susah untuk dikeluarkan tapi mau bagaimana lagi masalah sudah sampai diPuncaknya,akhirnya keluar juga.
tapi aku percaya dari semua masalahku pasti ada rencana yang indah dari Tuhan......
Aku hanya bisa minta maaf untuk orang-orang yang kusakiti.Aku sudah berusaha untuk menyelesaikan masalah-masalah kita tapi apa boleh buat kehendak berkata lain.
Thanks all
GBU
Tapi alangkah hebatnya masalah ini sampai-sampai aku sendiri tidak bisa menyelesaikan.Akhirnya aku mengambil sebuah keputusan yang tidak pernah aku ambil dalam hidupku ini."Sampai Di Sini" itu kata-kata yang begitu susah untuk dikeluarkan tapi mau bagaimana lagi masalah sudah sampai diPuncaknya,akhirnya keluar juga.
tapi aku percaya dari semua masalahku pasti ada rencana yang indah dari Tuhan......
Aku hanya bisa minta maaf untuk orang-orang yang kusakiti.Aku sudah berusaha untuk menyelesaikan masalah-masalah kita tapi apa boleh buat kehendak berkata lain.
Thanks all
GBU
Friday, May 18, 2007
"Perjalananku"
Begiilah bila manusia sudah mengeluh tentang perjalanan hidupnya,sebab dalam kehidupannya sudah tidak ada lagi harapan dan cita-cita.Tetapi karena ada kemauan dan tekad dia berusaha mengubahnya menjadi sebuah semangat uantuk mengapai cita-citanya.
Banyak sekali Permasalahan dalam hidup kita,mulai dari masalah yang kecil sampai masalah yang besar yang menghadang kita untukmencapai suatu masa depan.Jadi disinilah kemampuan manusia diuji jika tekadnya bulat dia pasti dapat mencapai cita-citanya tapi jika dia kurang semangat sampai tengah jalan pasti sudah Bubar.
Semuanya tergantung pada diri kita masing-masing ........................
thanks
Banyak sekali Permasalahan dalam hidup kita,mulai dari masalah yang kecil sampai masalah yang besar yang menghadang kita untukmencapai suatu masa depan.Jadi disinilah kemampuan manusia diuji jika tekadnya bulat dia pasti dapat mencapai cita-citanya tapi jika dia kurang semangat sampai tengah jalan pasti sudah Bubar.
Semuanya tergantung pada diri kita masing-masing ........................
thanks
" Mencapai cita-cita yang Tertinggi "
Seorang tukang cat bangunan hendak memulai tugasnya mengecat dinding bahagian luar bangunan pencakar langit berlantai 100. dari nol meter ia mulai mengecat. untuk mengecat lantai pertama ia cukup berdiri di tanah. satu dua meter ia masih cukup terjangkau setelah itu ia berpijak di atas sebuah kursi. bekerja dengan ketinggian tiga, empat dan lima meter adalah hal biasa, tiada masalah dan tidak ada yang perlu di takutkan.
Dari sebuah kursi ia mengganti pijakan sebuah meja, semakin tinggi lagi diatas meja ditindih dengan kursi, kemudian meja ditumpuk dan selanjutnya. hari kedua untuk lantai yang kedua sekedar meja dan kursi sudah tidak efektif lalu dia putar otak dan mengganti dengan sebuah tangga kayu, sejenak ia berpikir kalau-kalau saya jatuh mungkin kakiku akan terkilir.
Pekerjaan dilanjutkan terus, dan kali ini ia sampai di lantai yang kelima, sekadar tangga kayu sudah tidak nyaman untuk menahan tubuhnya yang rada overweight lalu ia mengganti dengan tangga besi. tapi disela-sela kesibukannya sekedar ia terpikir kalau-kalau ia terjatuh mungkin kakinya akan patah, geger otak atau hal-hal yang lain yang mengerikan. demi sesuap nasi pekerjaan harus tetap dilanjutkan.
Kini ia sampai di lantai 15 tangga besi sudah tidak mungkin lagi di gunakan maka ia menggantinya dengan peranca-peranca baja yang cukup kuat tetapi sejenak ia kembali berpikir kalau-kalau saya terjatuh maka tamatlah riwayatku, mungkin mayatku tak akan teridentifikasi . diatas ketinggian yang cukup mengerikan itu ia mulai berpikir pekerjaan belum apa-apa masih ada 85 latai lagi di atas sana yang harus di kerjakan. untuk sampai ke lantai seratus semua jenis tangga adalah kemustahilan, tidak mungkin. di tengah khayalannya ia tersadar ada satu cara yang cukup baik, ekonomis dan aman. " saya harus di tarik dari atas, dari lantai yang paling tinggi". dan ketika itu terjadi semua hidupku ada pada tali dimana aku terikat, semua harapanku hanya ada pada siapa yang menarik aku. Tak terbayangkan apa jadinya aku kalau-kalau terjatuh dari lantai 100.
Manusia dalam mencapai cita-citanya sering hanya mengandalkan kemampuannya , syukur-syukur tidak menghalalkan segala cara. kita akan menapaki cita-cita, keinginan kita satu demi satu dengan semua akal, semua kemampuan kita entah itu kepintaran, entah itu kecantikan dan ketampanan kita, kekuatan kita, relasi-relasi kita, nama besar keluarga kita. atau para penguasa akan mewujudkan cita-citanya dengan power yang ia miliki. para politikus menghalalkan segala cara termasuk suap menyuap. tetapi religiositas seorang tukang cat menyadarkan kita bahwa semua kemampuan kita hanya mampu mewujudkan sebagian kecil dari cita-cita kita, lumayan kalau yang terwujud itu adalah sesuatu yang benar, bukan dosa. tetapi kalau kita ingin mewujudkan cita-cita kita yang tertinggi sesungguhnya kita kita harus " DITARIK DARI ATAS OLEH TUHAN" dan ketika itu terjadi satu-satunya harapan dan tumpuan hidup kita hanya pada Tuhan. karena tidak terbayangkan apa jadinya kalau Tuhan melepaskan kita, dan selanjutnya terlempar entah kelembah mana. setiap langkah hidup kita, setiap tingkat hidup kita harus semakin menyadarkan kita akan penyelenggaraan Tuhan. semakin kita berkembang artinya semakin kita ditarik oleh Tuhan bukan Karena kuatnya kita. untuk mencapai lantai keseratus cita-cita yang tertinggi tiada jalan kecuali ditarik dan diangkat oleh Tuhan. amin
Dari sebuah kursi ia mengganti pijakan sebuah meja, semakin tinggi lagi diatas meja ditindih dengan kursi, kemudian meja ditumpuk dan selanjutnya. hari kedua untuk lantai yang kedua sekedar meja dan kursi sudah tidak efektif lalu dia putar otak dan mengganti dengan sebuah tangga kayu, sejenak ia berpikir kalau-kalau saya jatuh mungkin kakiku akan terkilir.
Pekerjaan dilanjutkan terus, dan kali ini ia sampai di lantai yang kelima, sekadar tangga kayu sudah tidak nyaman untuk menahan tubuhnya yang rada overweight lalu ia mengganti dengan tangga besi. tapi disela-sela kesibukannya sekedar ia terpikir kalau-kalau ia terjatuh mungkin kakinya akan patah, geger otak atau hal-hal yang lain yang mengerikan. demi sesuap nasi pekerjaan harus tetap dilanjutkan.
Kini ia sampai di lantai 15 tangga besi sudah tidak mungkin lagi di gunakan maka ia menggantinya dengan peranca-peranca baja yang cukup kuat tetapi sejenak ia kembali berpikir kalau-kalau saya terjatuh maka tamatlah riwayatku, mungkin mayatku tak akan teridentifikasi . diatas ketinggian yang cukup mengerikan itu ia mulai berpikir pekerjaan belum apa-apa masih ada 85 latai lagi di atas sana yang harus di kerjakan. untuk sampai ke lantai seratus semua jenis tangga adalah kemustahilan, tidak mungkin. di tengah khayalannya ia tersadar ada satu cara yang cukup baik, ekonomis dan aman. " saya harus di tarik dari atas, dari lantai yang paling tinggi". dan ketika itu terjadi semua hidupku ada pada tali dimana aku terikat, semua harapanku hanya ada pada siapa yang menarik aku. Tak terbayangkan apa jadinya aku kalau-kalau terjatuh dari lantai 100.
Manusia dalam mencapai cita-citanya sering hanya mengandalkan kemampuannya , syukur-syukur tidak menghalalkan segala cara. kita akan menapaki cita-cita, keinginan kita satu demi satu dengan semua akal, semua kemampuan kita entah itu kepintaran, entah itu kecantikan dan ketampanan kita, kekuatan kita, relasi-relasi kita, nama besar keluarga kita. atau para penguasa akan mewujudkan cita-citanya dengan power yang ia miliki. para politikus menghalalkan segala cara termasuk suap menyuap. tetapi religiositas seorang tukang cat menyadarkan kita bahwa semua kemampuan kita hanya mampu mewujudkan sebagian kecil dari cita-cita kita, lumayan kalau yang terwujud itu adalah sesuatu yang benar, bukan dosa. tetapi kalau kita ingin mewujudkan cita-cita kita yang tertinggi sesungguhnya kita kita harus " DITARIK DARI ATAS OLEH TUHAN" dan ketika itu terjadi satu-satunya harapan dan tumpuan hidup kita hanya pada Tuhan. karena tidak terbayangkan apa jadinya kalau Tuhan melepaskan kita, dan selanjutnya terlempar entah kelembah mana. setiap langkah hidup kita, setiap tingkat hidup kita harus semakin menyadarkan kita akan penyelenggaraan Tuhan. semakin kita berkembang artinya semakin kita ditarik oleh Tuhan bukan Karena kuatnya kita. untuk mencapai lantai keseratus cita-cita yang tertinggi tiada jalan kecuali ditarik dan diangkat oleh Tuhan. amin
Perjalanan Hidup Kita
Tersebutlah seorang pengusaha muda dan kaya. Ia baru saja membeli mobil mewah, sebuah Jaguar yang mengkilap. Kini, sang pengusaha, sedang menikmati perjalanannya dengan mobil baru itu. Dengan kecepatan penuh, dipacunya kendaraan itu mengelilingi jalanan tetangga sekitar dengan penuh rasa bangga dan prestise. Di pinggir jalan, tampak beberapa anak yang sedang bermain sambil melempar sesuatu.
Namun, karena berjalan terlalu kencang, tak terlalu diperhatikannya anak-anak itu. Tiba-tiba, dia melihat seseorang anak kecil yang melintas dari arah mobil-mobil yang di parkir di jalan. Tapi, bukan anak-anak yang tampak melintas sebelumnya. "Buk....!!!!" Aah..., ternyata, ada sebuah batu seukuran kepalan tangan yang menimpa Jaguar itu yang dilemparkan si anak itu. Sisi pintu mobil itupun koyak, tergores batu yang dilontarkan seseorang.
"Cittt...." ditekannya rem mobil kuat-kuat. Dengan geram, di mundurkannya mobil itu menuju tempat arah batu itu di lemparkan. Jaguar yang tergores, bukanlah perkara sepele. Apalagi, kecelakaan itu dilakukan oleh orang lain, begitu pikir sang pengusaha dalam hati. Amarahnya memuncak. Dia pun keluar mobil dengan tergesa-gesa.
Di tariknya anak yang dia tahu telah melempar batu ke mobilnya, dan di pojokkannya anak itu pada sebuah mobil yang diparkir. "Apa yang telah kau lakukan!?!! Lihat perbuatanmu pada mobil kesayanganku!!" Lihat goresan itu", teriaknya sambil menunjuk goresan di sisi pintu. "Kamu tentu paham, mobil baru jaguarku ini akan butuh banyak ongkos di bengkel untuk memperbaikinya." Ujarnya lagi dengan kesal dan geram, tampak ingin memukul anak itu. Si anak tampak menggigil ketakutan dan pucat, dan berusaha meminta maaf.
"Maaf Pak, Maaf. Saya benar-benar minta maaf. Sebab, saya tidak tahu lagi harus melakukan apa." Air mukanya tampak ngeri, dan tangannya bermohon ampun. "Maaf Pak, aku melemparkan batu itu, karena tak ada seorang pun yang mau berhenti...." Dengan air mata yang mulai berjatuhan di pipi dan leher, anak tadi menunjuk ke suatu arah, di dekat mobil-mobil parkir tadi. "Itu disana ada kakakku yang lumpuh. Dia tergelincir, dan terjatuh dari kursi roda. Saya tak kuat mengangkatnya, dia terlalu berat, tapi tak seorang pun yang mau menolongku. Badannya tak mampu kupapah, dan sekarang dia sedang kesakitan.." Kini, ia mulai terisak.
Dipandanginya pengusaha tadi. Matanya berharap pada wajah yang mulai tercenung itu. "Maukah Bapak membantuku mengangkatnya ke kursi roda? Tolonglah, kakakku terluka, tapi saya tak sanggup mengangkatnya." Tak mampu berkata-kata lagi, pengusaha muda itu terdiam. Amarahnya mulai sedikit reda setelah dia melihat seorang lelaki yang tergeletak yang sedang mengerang kesakitan. Kerongkongannya tercekat. Ia hanya mampu menelan ludah. Segera dia berjalan menuju lelaki tsb, di angkatnya si cacat itu menuju kursi rodanya. Kemudian, diambilnya sapu tangan mahal miliknya, untuk mengusap luka di lutut yang memar dan tergores, seperti sisi pintu Jaguar kesayangannya. Setelah beberapa saat, kedua anak itu pun berterima kasih, dan mengatakan bahwa mereka akan baik-baik saja. "Terima kasih, dan semoga Tuhan akan membalas perbuatan Bapak."
Keduanya berjalan beriringan, meninggalkan pengusaha yang masih nanar menatap kepergian mereka. Matanya terus mengikuti langkah sang anak yang mendorong kursi roda itu, melintasi sisi jalan menuju rumah mereka. Berbalik arah, pengusaha tadi berjalan sangat perlahan menuju Jaguar miliknya. Ditelusurinya pintu Jaguar barunya yang telah tergores itu oleh lemparan batu tsb, sambil merenungkan kejadian yang baru saja di lewatinya. Kerusakan yang dialaminya bisa jadi bukanlah hal sepele, tapi pengalaman tadi menghentakkan perasaannya. Akhirnya ia memilih untuk tak menghapus goresan itu. Ia memilih untuk membiarkan goresan itu, agar tetap mengingatkannya pada hikmah ini.
Ia menginginkan agar pesan itu tetap nyata terlihat: "Janganlah melaju dalam hidupmu terlalu cepat, karena, seseorang akan melemparkan batu untuk menarik perhatianmu."
Teman, sama halnya dengan kendaraan, hidup kita akan selalu berputar, dan dipacu untuk tetap berjalan. Di setiap sisinya, hidup itu juga akan melintasi berbagai macam hal dan kenyataan. Namun, adakah kita memacu hidup kita dengan cepat, sehingga tak pernah ada masa buat kita untuk menyelaraskannya untuk melihat sekitar?
Tuhan, akan selalu berbisik dalam jiwa, dan berkata lewat kalbu kita. Kadang, kita memang tak punya waktu untuk mendengar, menyimak, dan menyadari setiap ujaran-Nya. Kita kadang memang terlalu sibuk dengan bermacam urusan, memacu hidup dengan penuh nafsu, hingga terlupa pada banyak hal yang melintas.
Teman, kadang memang, ada yang akan "melemparkan batu" buat kita agar kita mau dan bisa berhenti sejenak. Semuanya terserah pada kita. Mendengar bisikan-bisikan dan kata-kata-Nya, atau menunggu ada yang melemparkan batu-batu itu buat kita.
Namun, karena berjalan terlalu kencang, tak terlalu diperhatikannya anak-anak itu. Tiba-tiba, dia melihat seseorang anak kecil yang melintas dari arah mobil-mobil yang di parkir di jalan. Tapi, bukan anak-anak yang tampak melintas sebelumnya. "Buk....!!!!" Aah..., ternyata, ada sebuah batu seukuran kepalan tangan yang menimpa Jaguar itu yang dilemparkan si anak itu. Sisi pintu mobil itupun koyak, tergores batu yang dilontarkan seseorang.
"Cittt...." ditekannya rem mobil kuat-kuat. Dengan geram, di mundurkannya mobil itu menuju tempat arah batu itu di lemparkan. Jaguar yang tergores, bukanlah perkara sepele. Apalagi, kecelakaan itu dilakukan oleh orang lain, begitu pikir sang pengusaha dalam hati. Amarahnya memuncak. Dia pun keluar mobil dengan tergesa-gesa.
Di tariknya anak yang dia tahu telah melempar batu ke mobilnya, dan di pojokkannya anak itu pada sebuah mobil yang diparkir. "Apa yang telah kau lakukan!?!! Lihat perbuatanmu pada mobil kesayanganku!!" Lihat goresan itu", teriaknya sambil menunjuk goresan di sisi pintu. "Kamu tentu paham, mobil baru jaguarku ini akan butuh banyak ongkos di bengkel untuk memperbaikinya." Ujarnya lagi dengan kesal dan geram, tampak ingin memukul anak itu. Si anak tampak menggigil ketakutan dan pucat, dan berusaha meminta maaf.
"Maaf Pak, Maaf. Saya benar-benar minta maaf. Sebab, saya tidak tahu lagi harus melakukan apa." Air mukanya tampak ngeri, dan tangannya bermohon ampun. "Maaf Pak, aku melemparkan batu itu, karena tak ada seorang pun yang mau berhenti...." Dengan air mata yang mulai berjatuhan di pipi dan leher, anak tadi menunjuk ke suatu arah, di dekat mobil-mobil parkir tadi. "Itu disana ada kakakku yang lumpuh. Dia tergelincir, dan terjatuh dari kursi roda. Saya tak kuat mengangkatnya, dia terlalu berat, tapi tak seorang pun yang mau menolongku. Badannya tak mampu kupapah, dan sekarang dia sedang kesakitan.." Kini, ia mulai terisak.
Dipandanginya pengusaha tadi. Matanya berharap pada wajah yang mulai tercenung itu. "Maukah Bapak membantuku mengangkatnya ke kursi roda? Tolonglah, kakakku terluka, tapi saya tak sanggup mengangkatnya." Tak mampu berkata-kata lagi, pengusaha muda itu terdiam. Amarahnya mulai sedikit reda setelah dia melihat seorang lelaki yang tergeletak yang sedang mengerang kesakitan. Kerongkongannya tercekat. Ia hanya mampu menelan ludah. Segera dia berjalan menuju lelaki tsb, di angkatnya si cacat itu menuju kursi rodanya. Kemudian, diambilnya sapu tangan mahal miliknya, untuk mengusap luka di lutut yang memar dan tergores, seperti sisi pintu Jaguar kesayangannya. Setelah beberapa saat, kedua anak itu pun berterima kasih, dan mengatakan bahwa mereka akan baik-baik saja. "Terima kasih, dan semoga Tuhan akan membalas perbuatan Bapak."
Keduanya berjalan beriringan, meninggalkan pengusaha yang masih nanar menatap kepergian mereka. Matanya terus mengikuti langkah sang anak yang mendorong kursi roda itu, melintasi sisi jalan menuju rumah mereka. Berbalik arah, pengusaha tadi berjalan sangat perlahan menuju Jaguar miliknya. Ditelusurinya pintu Jaguar barunya yang telah tergores itu oleh lemparan batu tsb, sambil merenungkan kejadian yang baru saja di lewatinya. Kerusakan yang dialaminya bisa jadi bukanlah hal sepele, tapi pengalaman tadi menghentakkan perasaannya. Akhirnya ia memilih untuk tak menghapus goresan itu. Ia memilih untuk membiarkan goresan itu, agar tetap mengingatkannya pada hikmah ini.
Ia menginginkan agar pesan itu tetap nyata terlihat: "Janganlah melaju dalam hidupmu terlalu cepat, karena, seseorang akan melemparkan batu untuk menarik perhatianmu."
Teman, sama halnya dengan kendaraan, hidup kita akan selalu berputar, dan dipacu untuk tetap berjalan. Di setiap sisinya, hidup itu juga akan melintasi berbagai macam hal dan kenyataan. Namun, adakah kita memacu hidup kita dengan cepat, sehingga tak pernah ada masa buat kita untuk menyelaraskannya untuk melihat sekitar?
Tuhan, akan selalu berbisik dalam jiwa, dan berkata lewat kalbu kita. Kadang, kita memang tak punya waktu untuk mendengar, menyimak, dan menyadari setiap ujaran-Nya. Kita kadang memang terlalu sibuk dengan bermacam urusan, memacu hidup dengan penuh nafsu, hingga terlupa pada banyak hal yang melintas.
Teman, kadang memang, ada yang akan "melemparkan batu" buat kita agar kita mau dan bisa berhenti sejenak. Semuanya terserah pada kita. Mendengar bisikan-bisikan dan kata-kata-Nya, atau menunggu ada yang melemparkan batu-batu itu buat kita.
Subscribe to:
Posts (Atom)